Minggu, 02 Januari 2011

Rekor Dunia Pecah di Karawang, 7424 Orang Serempak Menari Jaipong

KARAWANG,RAKA- Untuk kedua kalinya, Karawang berhasil memecahkan museum rekor Indonesia (MURI), setelah berhasil memecahkan rekor dengan Tari Jaipong terlama, kini memecahkan rekor dengan Tari Kolosal Jaipong terbanyak. Bahkan, kegiatan yang melibatkan 7424 penari tersebut, masuk dalam rekor dunia. Piagam Muri diberikan langsung oleh Menejer Muri, Yusuf Ngadri, Minggu (26/12) kemarin.

Tari Jaipong bersama yang diselenggarakan oleh Radar Karawang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang tersebut, semakin mempertegas bahwa Jaipongan merupakan asli Karawang. "Ini merupakan rekor yang kedua bagi Karawang untuk kategori Jaipong. Dulu, Karawang pernah masuk rekor Muri dengan penari Jaipong terlama, yaitu selama 15 jam berturut-turut. Sekarang Karawang masuk rekor lagi, bahkan masuk rekor dunia, dengan kategori nari jaipong terbanyak, yang melibatkan 7424 peserta. Ini menunjukan bahwa, Jaipong identik dengan Karawang, dan berasal dari Karawang," paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karawang, Acep Jamhuri MSi menegaskan, bahwa Tari Jaipong merupakan asli Karawang. Dia menceritakan, awalnya Jaipong berasal dari topeng. Pada 1979, koreo jaipong di bawa ke Bandung dalam sebuah pertunjukan, lalu di Bandung koreo Jaipong ini dikembangkan. "Jaipong merupakan asli Karawang, bukan dari Subang, Bandung, atau daerah lainnya, tapi dari Karawang. Ini yang harus masyarakat Karawang ketahui, jaipong asli budaya Karawang," tegasnya.

Ditambahkan, masyarakat sudah meninggalkan jaipong, bahkan ada salah satu kebudayaan dan kesenian asli Karawang lainnya yang hampir punah, seperti ajeng dan topeng. "Ajeng itu, semacam proses upacara penerimaan tamu, waktu jaman dulu di Karawang, ini sekarang sudah tidak digunakan lagi. Begitupun dengan topeng, sudah mulai kalah dengan kebudayaan luar.

Ini akan kita revitalisasi lagi, topeng juga kedepan akan kita kolaborasikan dengan teater, ini akan kita mulai pada 2011 mendatang," ungkapnya. Jumlah seniman Karawang, terus Acep, diperkirakan mencapai 10 ribu seniman, dengan jumlah sanggar sebanyak 500 sanggar. Akan tetapi, diperkirakan kurang dari 20 persen sanggar yang aktif. Sarana dan pra sarana menjadi kendala untuk seniman maupun sanggar untuk tetap eksis.

"Yang aktif itu, sering tampil atau dipanggil, juga melakukan pembinaan. 2011 nanti, kita akan membuat kampung budaya. Kampung budaya tersebut, sebagai tempat untuk berekspresi, tempat promosi, kuliner dan lainnya, yang berkaitan dengan budaya lokal Karawang. Kita ingin menjadikan Karwang ini lebih berkarakter," ujarnya.

Sementara itu Pemimpin Redaksi Radar Karawang, Suhlan Pribadie dalam sambutannya menjelaskan, di tengah krisis budaya Sunda, tari jaipongan dianggap bisa menjadi lokomotif untuk mengangkat budaya Sunda secara keseluruhan.

"Kita sangat berharap jaipongan sebagai tarian tidak sampai tenggelam oleh pemaknaan yang kelira tentang keberadaanya. Tarian tradisional ini diharapkan mampu ditafsirkan sebagai sesuatu yang sarat akan nilai filosofis spiritual. Ini memang sebuah tantangan bagi seniman Sunda bagaimana menjadikan seni tari jaipongan mampu membuat penontonnya menghayati nilai filosofisnya dan menjadikan tarian ini lebih bermartabat," jelasnya.

Karenanya, kata Suhlan, peristiwa budaya semacam tarian massal jaipongan ini bisa menjadi semacam istighosah budaya, agar masyarakat Karawang selalu ingat akan jatidiri dan nilai-nilai kebudayaan aslinya.
"Betapa orang Sunda seharusnya bangga dengan budayanya. Bermusik bukan hanya sebuah ekspresi seni semata, tetapi juga merupakan wujud nilai-nilai, gairah, etos dan semangat kehidupan bermasyarakat.

Pencapaian di dalam berkarya membutuhkan sebuah kerja keras, banyak pemikiran, olah rasa, latihan dengan disiplin serta sebuah lingkungan masyarakat yang mendukungnya. Ketika musik itu hilang atau surut sebenarnya kita patut menanyakan apakah sebuah masyarakat sebenarnya sedang mengerjakan kerja kebudayaan yang alamiah dari dalam dirinya, sehingga kebanggaan dan martabat itu dibina dan dijunjung tinggi," paparnya lagi.

Sementara itu Plt Bupati Karawang, Iman Somantri menambahkan, untuk sementara, anggaran yang telah disiapkan untuk kampung budaya tersebut sebesar Rp 9 milyar, dengan luas area yang disipkan seluar 3,5 hektar. "Rencananya pembangunan akan dilakukan pada 2011 mendatang, tempat yang akan di gunakan, di sekitar interchange Karawang Barat, dekat pemancingan Ajo.

Kita juga, sekarang telah menyiapkan gedung kesenian, Nanti bisa digunakan untuk aktifitas kesenian maupun pembinaan. Kita berharap, seluruh kesenian dan budaya asli Karawang, bisa tumbuh kembang kembali, dan masyarakat mencintainya," pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar