Sabtu, 29 Januari 2011

Berlomba-lomba Membuat Kekuatan Masyarakat Pendukung

Kemunculan berbagai kelompok masyarakat, baik yang baru rencana maupun yang telah resmi terbentuk dengan mengibarkan bendera sebagai LSM maupun ormas, dari sisi demokrasi bisa dibilang sebagai hal wajar dan positif. Ini berarti sebuah bukti adanya kesadaran di masyarakat yang mulai tumbuh tentang hak berorganisasi maupun berserikat.

Hanya saja, menurut penilaian Benny Fatturahman dari LSM Garda Penegak Syariah (Garda), tumbuhnya komunitas itu pada paska Pilkada Karawang 2010 malah lebih ke arah mengamankan Ade Swara yang baru saja terpilih menjadi bupati periode 2010-2015. Bukan bagaimana memposisikan diri sebagai organisasi independen dalam memperjuangkan hak-hak rakyat terhadap kekuasaan itu sendiri.

“Kalau sampai benar bupati turut berada di belakang kekuatan kelompok masyarakat semacam itu, terutama barisan tim pendukung saat pencalonannya di Pilkada 2010, menurut kami, itu jelas malah tidak sehat bagi demokrasi. Apalagi jika tim sukses terus mengawal pemerintahan, sebenarnya ganjil. Kesan yang bisa ditangkap, seolah-olah kehadiran komunitas seperti itu sengaja dibuat untuk melawan para pengkritisi,” ujar Benny dalam siaran persnya yang disampaikan ke RAKA, Kamis (27/1) siang.

Seharusnya, saran Benny, bupati lebih fokus memperkuat pemerintahannya kearah peningkatan profesionalitas birokrasi dalam melayani rakyat. Tidak perlu membangun kekuatan di kalangan pendukung, jika target yang ingin dicapai hanya sebatas meraih simpati rakyat. Sebaliknya, tandas Benny, bila itu dipaksakan malah akan kontra produktif. Sebab sejak terpilihnya Ade Swara menjadi bupati berarti sudah menjadi milik seluruh rakyat Karawang. Bukan lagi milik tim sukses atau orang-orang terdekatnya.

“Seorang pemimpin tidak boleh mendikotomi masyasakat. Status tim sukses maupun pendukung sudah selesai sejak terpilih hingga dilantiknya bupati dan wakil bupati. Setelah itu, berarti milik semua masyarakat tanpa terkecuali. Layani semua tanpa harus ada perlakuan diskriminatif. Makanya, setiap langkah apapun yang bertujuan kearah eksklusifisme, bupati mesti berani menyetop. Tunjukan bahwa sosok bupati maupun wakil bupati itu adalah negarawan. Sehingga setiap apapun kebijakan yang dikeluarkannya bermuara pada keputusan yang bijaksana,” tandas Benny.

Informasi lain yang beredar menyebutkan, Karang Taruna Kabupaten Karawang yang akan menggelar temu karya pada tanggal 5 Pebruari mendatang sudah pula mulai dibidik orang-orang terdekat di lingkungan kekuasaan. Salah seroang dari putri orang pertama di Karawang kini, disebut-sebut, telah dipersiapkan untuk memimpin organisasi yang sejak lama dikenal sebagai organisasi tingkat desa. Termasuk orang-orang dekat dengan orang kedua pun tak ketinggalan ikut membidik kursi ketua Karang Taruna tingkat kabupaten.

Bahkan tak terkecuali di kalangan politisi turut sibuk untuk dapat menguasai organisasi Karang Taruna yang kini dianggap cukup strategis bagi penguatan jaringan kader hingga tingkat desa. Pun begitu, aktivis dari HMI maupun PMII, kabar yang didengar RAKA memastikan, sama-sama berkeinginan merebut posisi tertinggi di Karang Taruna ini. “Kalau saya sih sebagai pelaksana teknis ketua Karang Taruna sejak senior kang Jefri D. Rusbandi meninggal, sangat apresiatif dengan apa yang muncul sekarang. Artinya, dinamika di kalangan generasi muda makin terlihat. Sehingga organisasi Karang Taruna tidak lagi dianggap sebelah mata hanya sekadar diakui di tingkat desa,” ungkap Sonny Hersona

0 komentar:

Posting Komentar